Dec 052009
 

Kita pasti sudah mendengar istilah algoritma. Tapi tahukah siapa penemunya? Kebanyakan orang jika diberi sebuah pertanyaan: Siapa penemu teori: “kuadrat sisi terpanjang dari sebuah segitiga akan sama dengan jumlah kuadrat dari sisi-sisi pendeknya”? Dengan penuh keyakinan mereka akan menjawab:Itu adalah Teori Phytagoras dengan penemunya Phytagoras. Tapi tahukah anda? Sebenarnya teori tersebut bukanlah murni ditemukan oleh phytagoras, sebenarnya teori tersebut sudah ditemukan jauh sebelum phytagoras lahir. Sangat ironis jika kita dengan mudah mengingat Enstein dengan teori relativitasnya, Hubble dengan teori big bangnya, Newton dengan hukum gaya-gaya dalam fisikanya. Tapi tahukah anda siapa penemu angka nol, penemu trigonometri, Istilah Farmasi, dan pencipta Globe? Sungguh mereka adalah saudara kita, mereka adalah umat muslim. Dan masih banyak lagi penemuan-penemuan yang berpengaruh di dunia yang ditemukan oleh ilmuwan muslim, tetapi kebanyakan orang Islam terutama orang awam tidak mengetahui bahwa Ilmuwan-Ilmuwan muslim banyak berjasa dalam Ilmu pengetahuan. Mereka seolah-olah tertutup oleh “kebesaran” ilmuwan barat yang jika di teliti dan dikaji lebih dalam, kebanyakan dari mereka mengambil ide-ide serta gagasan dari Ilmuwan muslim. Bahkan sebagian Ilmuwan barat sudah mengakui hal itu. Berikut adalah kisah singkat beberapa ilmuwan muslim yang terkenal:

1.

Al Khawarizmi (780-848 M) Bapak Al jabar, penemu angka nol

Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad bin Musa Al Khawarizmi.

Kepandaian dan kecerdasanya mengantarkanya masuk ke lingkungan Dar-al Hakam (Rumah Kebijaksanaan) yang didirikan oleh Harun Ar Rasyid dinasti Abbasiyah. Karya-karya Khawarizmi di bidang matematika memang banyak mengacu pada buku aljabar karangan Diophantus (250 SM) dari Yunani. Namun dalam meneliti buku-buku aljabar tersebut Khawarizmi menemukan beberapa kesalahan dan permasalahan yang masih kabur. Oleh sebab itu menurut Gandz, matematikawan barat dalam bukunya “The Source of Al-Khwarizm’s Algebra” Khawarizmi lah yang lebih berhak mendapat julukan Bapak Aljabar dibanding Diophantus, karena dialah orang pertama yang mengajarkan aljabar dalam bentuk elementer serta menerapkanya dalam hal-hal yang berkaitan denganya. Dalam bukunya beliau juga memperkenalkan kepada dunia Ilmu Pengetahuan angka 0 (nol) dalam bahasa arab disebut juga Sifr. Sebelum Khawarizmi menemukan angka 0 para Ilmuwan mempergunakan abacus, semacam daftar yang menunjukan satuan, puluhan, dst. Tetapi hitungan seperti ini tidak mendapat respon yang baik dari para ilmuwan barat dan mereka lebih tertarik menggunakan ragam al binji (daftar angka arab termasuk nol). Dengan demikian angka nol baru dikenal dan digunakan bangsa barat sekitar 250 tahun sesudah ditemukan Khawarizmi. Di dunia barat, Ilmu Matematika lebih banyak dipengaruhi oleh karya Khawarizmi daripada karya para penulis dari abad pertengahan. Masyarakat modern saat ini berhutang budi kepada Al-Khawarizmi. Notasi penempatan bilangan basis 10, penggunaan bilangan irasional dan diperkenalkanya konsep aljabar modern, membuatnya layak menjadi figur penting dalam bidang matematika dan revolusi perhitungan di abad pertengahan di daratan Eropa. Dengan penyatuan matematika Yunani, Hindia dan mungkin babilonia teks aljabar merupakan salah satu karya Islam di dunia Internasional.

2.

Al-Battani (858-929) Ahli Astronomi dan Bapak trigonometri

Al-Battani adalah ilmuwan dari Irak. Dialah ahli astronomi terbesar di kalangan orang Arab. Le Lande Ahli Astronomi besar dari perancis mengatakan bahwa Al-Battani termasuk salah seorang dari 20 astronomi dalam sejarah manusia. Prof. Dr. George Sarton dalam bukunya sejarah Alam Semesta bahwa Al-Battani merupakan ahli astronomi paling besar, paling bagus sedangkan di zamanya belum ada alat-alat Astronomi canggih seperti sekarang. Dalam bidang Ilmu pasti al-Battani adalah orang yang pertama kali memasukan sinus dan cosinus dalam ilmu pasti. Dia menggunakan sinus dan cosinus sebagai ganti hypotenause yang banyak digunakan oleh ilmuwan Yunani. Sehingga sebagian Ilmuwan barat menyebutnya sebagai bapak trigonometri.Selain itu dia juga menemukan hukum segitiga samasisi, memecahkan berbagai persoalan hitungan ala Yunani dengan cara menggunakan ilmu ukur untuk mengetahui detil ukuranya. Belau juga ahli dalam bidang Ilmu falak yang brilian. Al-Battani sudah menggunakan metode dan alat teropong yang jauh lebih maju daripada yang dimiliki Yunani. Hitungan yang dipergunakan juga jauh lebih maju daripada yang dipergunakan orang Yunani termasuk hitunganya dalam berbagai segitiga yang juga belum dikenal oleh mereka.

3.

Abbas bin Farnas (wafat 887M)

Abbas bin Farnas dijuluki “orang bijak Andalusia”. Hal itu mungkin Disebabkan oleh kesibukanya di bidang kimia. Selain itu ia juga seorang ilumuwan yang sangat antusias melakukan penelitian ilmiah bahkan ia merupakan orang yang pertama kali berusaha untuk bisa terbang di udara. Beliau adalah orang yang pertama kali membuat kaca dari batu dan orang yang pertama kali pula membuat kristal. Hal yang paling terkenal ialah usahanya untuk terbang. Dia melekatkan bulu elang di tubuhnya kemudian membentuk dua buah sayap . Dia melompat dari tebing yang tinggi terbang beberapa detik kemudian jatuh ke tanah. Sangat menakjubkan dia selamat!

4.

al-Idrisi (1100-1166 M)

al-Idrisi adalah orang yang berusaha menggabungkan antara ilmu bumi dan ilmu falak. Dalam bukunya Nuz-hah al-Mustaq al-Idrisi mengulas bumi secara singkat. Al-Iddrisi adalah geographer yang meyakini bahwa bumi berbentuk bulat, al-Idrisi secara gemilang membuat globe dari perak. Dalam globe itu al-Idrisi menggambarkan 6 benua, dilengkapi jalur perdagangan, danau, sungai kota-kota utama, daratan, dan gunung-gunung. Tak hanya itu, globe yang dibuatnya juga memuat informasi jarak, panjang, dan tinggi secara tepat. Ini adalah ensiklopedia geografi yang berisi peta dan informasi mengenai Negara di eropa, Afrika, dan Asia yang pertama kali diterbitkan secara rinci.

Kemudian, Ilmuwan Islam Selain mereka berempat adalah Ibnu Khaldun yang mendahului filsafat sejarah Hegel dan kritik sejarah karl marx, Ibnu Battuta yang lebih luas penjelajahanya daripada Columbus. Laksamana Cengho, Umar Khayam, Ibnu Sina, al-Biruni, al-Farabidan serta dizaman sekarang ada Dr. Abdussalam peraih nobel di bidang fisika dan masih banyak lagi.

Jadi jangan berlebihan mengagung-agungkan Ilmuwan barat yang kebanyakan mereka hanya menguasai beberapa bidang. Ilmuwan-ilmuwan Islam juga patut dan seharusnya lebih dibanggakan daripada ilmuwan barat. Dan hal ini hendaknya mulai disosialisasikan di sekolah-sekolah. Jadi jangan sampai anak dan cucu kita besok tidak tahu siapa Ibnu Khaldun, Khawarizmi yang mereka bisa menguasai Ilmu-ilmu umum sekaligus Ilmu akherat tidak ketinggalan,tetapi anak cucu kita hafal sejarah biografi Enstein, Newton, Karl marx yang mereka hanya fokus dalam ilmu-ilmu dunia bahkan sebagian dari mereka adalah atheis.

Dengan kita seolah-olah tidak acuh dan tidak tertarik mencari tahu profil Ilmuwan-Ilmuwan Islam yang sebenarnya memberikan sumbangsih besar terhadap peradaban dunia tetapi malah membesar-besarkan Ilmuwan-Ilmuwan barat. Ini semakin nyata bahwa kaum muslim saat ini sedang terjajah mental oleh orang-orang Barat. Dan itu mengakibatkan umat Islam tidak bangga dengan keislamanya sendiri, bangsa Islam merasa selalu kalah dengan bangsa-bangsa barat, Umat Islam semakin minder dengan orang-orang kafir sehingga umat Islam tidak bisa meneruskan estafet dari Dinasti Abbasiyah dari segi Ilmu Pengetahuan berabad-abad lalu. Kapankah umat Islam kan maju? Jika umatnya sendiri merasa ”risih” dan tidak pede dengan keislamanya?? Wallahu A’lam

Artikel by:

A. Rifqi Bahtiar (dari berbagai sumber)

dengan sedikit editan admin, tanpa merubah maksud.

  11 Responses to “Islam dan Ilmu Pengetahuan”

  1. assalamualaikum wr.wb.,
    maaf, mohon dicantumkan kutipan-kutipan referensinya demi ke faliditasan ilmu yang saudara bagikan.. syukran

  2. sangat bermanfaat. terimakasih

  3. 😀

  4. Allah SWT adalah tuhan robot kayalan Islam

    Tuhan tidak dikuasai oleh sifat-sifat, sebab sifat-sifat itu sendiri merupakan ciptaanNya.

    Karena Tuhan adalah pencipta dari sifat-sifat, maka Tuhan berkehendak penuh atas diriNya sendiri dan Dia bebas menentukan sifat-sifat apa yang hendak dipakaiNya.

    Berbeda dengan allah swt. Muslimlah yang menentukan sifat-sifat apa yang harus dimiliki allah swt. Lucunya, bila allah swt tidak menurut pada kemauan muslim, bila allah swt tidak melaksanakan sifat-sifat yang telah diprogramkan padanya, maka muslim akan menolaknya dan menganggapnya sebagai Dajjal.

    Kita yang sedikit banyak mengerti dunia komputer, tentunya tidak asing dengan robot dan apa yang menggerakkannya, yaitu program atau software. Program adalah kumpulan instruksi/perintah yang ditulis sedemikian rupa dan terstruktur untuk dikerjakan atau dilaksanakan oleh mesin (robot).

    Nah, dalam kaitannya dengan awloh, ternyata sosok tuhan ciptaan nabi Arab ini tak beda dengan robot. Hanya saja robot yang satu ini adalah robot kayal, alias tidak riil.

    Kesamaan awloh dengan robot adalah bahwa ia diprogram oleh manusia, dan dia tidak punya kehendak bebas, tak punya pikiran sendiri. Ia sama dengan mesin (benda mati), bukan sebuah PRIBADI YG BENAR-BENAR HIDUP sebagaimana Tuhan yang Sejati.

    Tuhan saja tidak tega menjadikan manusia sebagai mesin/robot, sehingga Dia memberikan PIKIRAN & KEHENDAK BEBAS pada manusia ciptaanNya. Tapi herannya, manusia-manusia degil dengan tidak ada rasa hormat sedikit pun terhadap sang Pencipta, malah menghendaki “sebuah robot” sebagai pencipta mereka. Coba bayangkan, kira-kira apa yang bisa dilakukan oleh sebuah robot? Tentu saja sebuah robot juga akan memproduksi sebuah robot pula, dan tidak akan bisa sebuah robot menciptakan sosok hidup seperti manusia yang memiliki jiwa yang bebas, pikiran yang bebas dan kehendak yang bebas.

    Bila Tuhan tidak ingin membatasi pikiran dan kehendak kita, lalu kenapa kita malah membatasi pikiran, kehendak, sifat-sifat Tuhan?

    Bukankah semestinya manusia yang harus menurut pada Tuhan, dan bukannya Tuhan yang harus menurut pada keinginan manusia?

    Perbedaan yang menyolok antara allah swt dengan Tuhan adalah:

    Tuhan:

    1) Ada sebelum manusia ada, alias Ada dengan sendirinya, bukan ada karena diciptakan oleh manusia. Dia juga mampu buktikan diriNya ada lewat indera supaya manusia yakin bahwa diriNya bukan mitos. Hal ini tercatat dalam sejarah manusia.

    2) Bebas, Transenden, Dia tidak dibatasi oleh keinginan manusia.

    3) Kemampuan dan Daya Kreasinya tidak terbatas, tidak menurut pada apa yang diinginkan manusia.

    Allah SWT:

    1) Diciptakan oleh manusia, lewat angan-angannya yang liar. Manusia yang terobsesi ingin memiliki sosok sesembahan yang super dan serba MAHA, dan tidak akan pernah kesampaian karena angan-angan tetap angan-angan, fiksi tetaplah fiksi. Hal ini dibuktikan lewat sejarah, bahwa sosok buatan Muhammad ini tak pernah bisa nongol, walaupun cuma sekedar memperdengarkan suaranya saja.

    2) Tidak bebas, dia terikat oleh konsep buatan sang nabi. Segenap pikiran dan kehendaknya diatur oleh sang nabi. Nabi sudah memprogramnya sedemikian rupa. Allah swt tak boleh atau tak mungkin melakukan kehendak di luar apa yang diinginkan nabinya.

    3) Kemampuannya terbatas. Sebagaimana muslim diajarkan untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangannya, demikian pula allah swt diciptakan oleh nabinya untuk menjalankan perintah Muhammad dan menjauhi larangan Muhammad. Perintah dan larangan itu tertulis dalam struktur program rancangan Muhammad, apa-apa yang boleh dilakukan awloh, dan hal-hal apa yang tidak boleh dilakukan awloh. Kalau nabi sudah mengkonsepnya sebagai maha besar, maka allah swt tak boleh menjadi maha kecil. Kalau allah swt sudah dikonsep tak beranak, maka ia tak boleh memiliki anak. Tapi sayang, programnya ini kacau dan antara instruksi satu dengan lainnya saling bertentangan. Sebab ada instruksi pamungkas yang menyatakan allah tak boleh serupa dengan apapun. Bila manusia punya mata, maka allah tak boleh punya mata. Bila manusia bisa melihat, maka allah tak boleh bisa melihat. Bila allah swt punya sifat besar, lalu apa bedanya dengan benda-benda di alam yang juga memiliki sifat besar? Tambahan kata “maha” tetap tidak bisa menutupi kesamaan ini, karena besar itu relatif. Sehingga apa akibatnya? Allah swt secara definitif adalah sosok yang tidak boleh ada. Muhammad telah menciptakan tuhan robot yang justru kehadirannya malah akan ditolaknya sendiri. Harap maklum, Muhammad memang bukan seorang programmer profesional. Dia itu seperti orang yang baru belajar bahasa Pascal, tapi sudah coba-coba menciptakan program database yang tingkat kerumitannya hanya dapat diselesaikan dengan FoxPro.

    Kita abaikan dulu masalah ketiadaan zat awloh ini. Yang hendak saya tekankan di sini adalah persoalan KETERBATASAN AWLOH selaku “tuhan” (dalam tanda kutip)-nya muslim.

    Awloh terbatas, karena dia adalah robot yang diciptakan manusia, yang sifat-sifat dan kemauannya pun bukan berasal dari dirinya sendiri, tapi dari manusia yang memprogramnya.

    Nah, di sini saya hendak meminta persetujuan dari teman-teman muslim, bukankah benar apa yang saya katakan ini? Bila salah, mohon sanggah dengan logis.

    Dan juga sanggahlah pernyataan saya berikut ini bila salah:
    Tuhan berkehendak penuh atas diriNya sendiri dan Dia bebas menentukan sifat-sifat apa yang hendak dipakaiNya. Tetapi awloh beda. Muslimlah yang menentukan sifat-sifat apa yang harus dimiliki awloh. Benar atau Tidak?
    Bila benar, maka itulah kenapa saya katakan awloh itu semacam robot.


  5. ZION HAREFA:

    Allah SWT adalah tuhan robot kayalan Islam

    Tuhan tidak dikuasai oleh sifat-sifat, sebab sifat-sifat itu sendiri merupakan ciptaanNya.

    Karena Tuhan adalah pencipta dari sifat-sifat, maka Tuhan berkehendak penuh atas diriNya sendiri dan Dia bebas menentukan sifat-sifat apa yang hendak dipakaiNya.

    Berbeda dengan allah swt. Muslimlah yang menentukan sifat-sifat apa yang harus dimiliki allah swt. Lucunya, bila allah swt tidak menurut pada kemauan muslim, bila allah swt tidak melaksanakan sifat-sifat yang telah diprogramkan padanya, maka muslim akan menolaknya dan menganggapnya sebagai Dajjal.

    Kita yang sedikit banyak mengerti dunia komputer, tentunya tidak asing dengan robot dan apa yang menggerakkannya, yaitu program atau software. Program adalah kumpulan instruksi/perintah yang ditulis sedemikian rupa dan terstruktur untuk dikerjakan atau dilaksanakan oleh mesin (robot).

    Nah, dalam kaitannya dengan awloh, ternyata sosok tuhan ciptaan nabi Arab ini tak beda dengan robot. Hanya saja robot yang satu ini adalah robot kayal, alias tidak riil.

    Kesamaan awloh dengan robot adalah bahwa ia diprogram oleh manusia, dan dia tidak punya kehendak bebas, tak punya pikiran sendiri. Ia sama dengan mesin (benda mati), bukan sebuah PRIBADI YG BENAR-BENAR HIDUP sebagaimana Tuhan yang Sejati.

    Tuhan saja tidak tega menjadikan manusia sebagai mesin/robot, sehingga Dia memberikan PIKIRAN & KEHENDAK BEBAS pada manusia ciptaanNya. Tapi herannya, manusia-manusia degil dengan tidak ada rasa hormat sedikit pun terhadap sang Pencipta, malah menghendaki “sebuah robot” sebagai pencipta mereka. Coba bayangkan, kira-kira apa yang bisa dilakukan oleh sebuah robot? Tentu saja sebuah robot juga akan memproduksi sebuah robot pula, dan tidak akan bisa sebuah robot menciptakan sosok hidup seperti manusia yang memiliki jiwa yang bebas, pikiran yang bebas dan kehendak yang bebas.

    Bila Tuhan tidak ingin membatasi pikiran dan kehendak kita, lalu kenapa kita malah membatasi pikiran, kehendak, sifat-sifat Tuhan?

    Bukankah semestinya manusia yang harus menurut pada Tuhan, dan bukannya Tuhan yang harus menurut pada keinginan manusia?

    Perbedaan yang menyolok antara allah swt dengan Tuhan adalah:

    Tuhan:

    1) Ada sebelum manusia ada, alias Ada dengan sendirinya, bukan ada karena diciptakan oleh manusia. Dia juga mampu buktikan diriNya ada lewat indera supaya manusia yakin bahwa diriNya bukan mitos. Hal ini tercatat dalam sejarah manusia.

    2) Bebas, Transenden, Dia tidak dibatasi oleh keinginan manusia.

    3) Kemampuan dan Daya Kreasinya tidak terbatas, tidak menurut pada apa yang diinginkan manusia.

    Allah SWT:

    1) Diciptakan oleh manusia, lewat angan-angannya yang liar. Manusia yang terobsesi ingin memiliki sosok sesembahan yang super dan serba MAHA, dan tidak akan pernah kesampaian karena angan-angan tetap angan-angan, fiksi tetaplah fiksi. Hal ini dibuktikan lewat sejarah, bahwa sosok buatan Muhammad ini tak pernah bisa nongol, walaupun cuma sekedar memperdengarkan suaranya saja.

    2) Tidak bebas, dia terikat oleh konsep buatan sang nabi. Segenap pikiran dan kehendaknya diatur oleh sang nabi. Nabi sudah memprogramnya sedemikian rupa. Allah swt tak boleh atau tak mungkin melakukan kehendak di luar apa yang diinginkan nabinya.

    3) Kemampuannya terbatas. Sebagaimana muslim diajarkan untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangannya, demikian pula allah swt diciptakan oleh nabinya untuk menjalankan perintah Muhammad dan menjauhi larangan Muhammad. Perintah dan larangan itu tertulis dalam struktur program rancangan Muhammad, apa-apa yang boleh dilakukan awloh, dan hal-hal apa yang tidak boleh dilakukan awloh. Kalau nabi sudah mengkonsepnya sebagai maha besar, maka allah swt tak boleh menjadi maha kecil. Kalau allah swt sudah dikonsep tak beranak, maka ia tak boleh memiliki anak. Tapi sayang, programnya ini kacau dan antara instruksi satu dengan lainnya saling bertentangan. Sebab ada instruksi pamungkas yang menyatakan allah tak boleh serupa dengan apapun. Bila manusia punya mata, maka allah tak boleh punya mata. Bila manusia bisa melihat, maka allah tak boleh bisa melihat. Bila allah swt punya sifat besar, lalu apa bedanya dengan benda-benda di alam yang juga memiliki sifat besar? Tambahan kata “maha” tetap tidak bisa menutupi kesamaan ini, karena besar itu relatif. Sehingga apa akibatnya? Allah swt secara definitif adalah sosok yang tidak boleh ada. Muhammad telah menciptakan tuhan robot yang justru kehadirannya malah akan ditolaknya sendiri. Harap maklum, Muhammad memang bukan seorang programmer profesional. Dia itu seperti orang yang baru belajar bahasa Pascal, tapi sudah coba-coba menciptakan program database yang tingkat kerumitannya hanya dapat diselesaikan dengan FoxPro.

    Kita abaikan dulu masalah ketiadaan zat awloh ini. Yang hendak saya tekankan di sini adalah persoalan KETERBATASAN AWLOH selaku “tuhan” (dalam tanda kutip)-nya muslim.

    Awloh terbatas, karena dia adalah robot yang diciptakan manusia, yang sifat-sifat dan kemauannya pun bukan berasal dari dirinya sendiri, tapi dari manusia yang memprogramnya.

    Nah, di sini saya hendak meminta persetujuan dari teman-teman muslim, bukankah benar apa yang saya katakan ini? Bila salah, mohon sanggah dengan logis.

    Dan juga sanggahlah pernyataan saya berikut ini bila salah:
    Tuhan berkehendak penuh atas diriNya sendiri dan Dia bebas menentukan sifat-sifat apa yang hendak dipakaiNya. Tetapi awloh beda. Muslimlah yang menentukan sifat-sifat apa yang harus dimiliki awloh. Benar atau Tidak?
    Bila benar, maka itulah kenapa saya katakan awloh itu semacam robot.

    Berikut sedikit jawaban dari seorang saudara saya Muhammad Aziz Nurhidayat :
    ======================
    Bismihi Ta`ala. Imam Ali Zainal Abidin pernah menyebutkan, “satu alasan lain kenapa al-Ikhlash di turunkan adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di masa depan tentang Tuhan, dari sebagian kamu yang meraguinya.” al-Ikhlash ini pula yang menjadikan rekam jejak bagi seorang Rendra, salah seorang penyair kita, almarhum yang bergelar si burung merak itu, tersedu, ia menggugu dengan sebutnya, “aku tahu, aku tahu Nun,” katanya pada Cak Nun, salah seorang budayawan kita, “pengeran iku nyawiji.” Rendra dengan apik memaknai kata ahad, dalam Qul huwallahu ahad dengan sebutan nyawiji.

    Nyawiji adalah sebutan yang sangat matang, konon Rendra terlahir dari seorang kristiani, dan dia tergugah dengan sebutan, bahwa Tuhan itu nyawiji. Ahad. Esa. bukan satu dalam nomor dan urutan, namun satu dalam diri-Nya sendiri, dan hanya diri-Nya. Nyawiji. satu-satu-Nya yang satu. alangkah indahnya tentu pertemuan antara Rendra dan CN itu, apalagi kita pun tahu bahwa Rendra mengakhiri karir hidupnya sebagai seorang muslim, meski pada awalnya ia bukan.

    dalam nyawiji-nya inilah Dia disebut tak terbatas, tak mengalami batasan apapun, Dia menjadi Wujud yang tak memiliki lawan dan kawan, karena keduanya adalah bentuk batasan untuk-Nya. lam yalid wa lam yulad wa lam yakun lahu kufwan ahad. satu pun tak ada yang membersamai-Nya, karena bagaimana mungkin akan memgadakan kebersamaan dengan-Nya dalam Maqamah Tuhan, bahwa Tuhan adalah satu hal yang menjadi sumber segalanya.

    adanya referensi yang kaya dalam Islam tentang Tuhan bukan menjadi arti bahwa Tuhan adalah hasil daya cipta pikir dari seorang muslim, namun karena seorang muslim sadar benar betapa keberadaan Tuhan dengan diri-Nya sendiri itu memberikan arti yang mendalam terhadap kehidupan pribadi seorang muslim. dimanapun ia, seorang muslim, maka ia mesti terus menjadikan dirinya hamba bagi Tuhan, dan satu-satunya jalan untuk itu adalah diawali dengan ingatannya pada-Nya, dan tak mungkin kita mampu mengingat-Nya tanpa kita tahu dan mengerti siapa Dia. hal ini juga selaras dan setimbang seperti halnya yang pernah ditandaskan dari Sayyid Imam Ali Khemene`i (semoga Allah senantiasa menjaga beliau dan panji Revolusi Islam Iran), seorang pemimpin tertinggi Revolusi Islam Iran saat ini, “sedetik saja kita melepaskan diri dari mengingat Tuhan, maka lantak tak tertolong lagi panji Revolusi Islam ini.”

    tentu Tuhan mempunyai kebebasan mutlak, seperti halnya diri-Nya yang mutlak (usaha jawab point kedua), dan akan tetapi kebebasan Tuhan ini juga penuh berada pada kebebasan Tuhan untuk adil, maka keadilan Tuhan menjadi mutlak juga bagi Tuhan. hal ini seperti menyebut, bahwa kebebasan mutlak tanpa rasa adil adalah sebuah hinaan, dan pastilah Tuhan terbebas dari hinaan terhadap diri-Nya, seperti juga dengan kebebasan mutlak bagi manusia tanpa batas adalah sebuah kutukan, maka karena itu manusia yang sadar akan hal ini akan menjadikan hidupnya bersandar -pada kebebasannya- untuk memilih jalan Tuhan, jalan yang membebaskan. dalam referensi Islam yang kaya tidak pernah sekalipun saya mendapatkan tentang Tuhan yang dibatasi oleh pemikiran manusia tentang-Nya, dan bila hal ini ditemukan maka dasar ini pasti menyalahi semangat dan hukum-hukum Islam yang bersandar pada ansh al-Qur`an dan Hadist, seperti sebut Qur`an; Innallah `ala kully syaiin qadir. bahwa sesungguhnya Tuhan atas segala sesuatu Dia Maha Kuasa. sebuah alasan dan hujjah yang sudah sangat jelas.

    dengan itulah, memang bahwa daya kemampuan-Nya sangat tak terbatas, namun kalau alasan ini menjadi pembenaran untuk menyebutkan Tuhan berkawan dan berlawan, maka hal ini akan menjadi rancu dalam pemikiran kita. (usaha jawab point ketiga) suatu yang tak terbatas, kenapa pula musti membatasi diri dengan keberadaan yang lain? hal ini menjadi tidak boleh terjadi, laysa kamistlihi syay-un menjadi jawaban lain dari al-Qur`an. “Dia tidak seperti apapun.” Imam Ja`far as-Shodiq menambahkan, “hatta dengan bayangan atau persepsi kita tentang-Nya, maka itu bukan Dia.” kenapa, karena bayangan dan persepsi itu menjadi batas kita pada-Nya, padaha Tuhan, dengan diri-Nya sendiri tak terbatas. InsyaAllah inilah usaha jawab ini, dengan penekanan bahwa filsafat ketuhanan Islam yang berangkat dari Nash dan pemahaman yang benar tak pernah sekalipun membawa kerancuan dan kebimbangan. tentang Tuhan seperti sinar metari yang terang benderang, hatta awan pun tak akan mampu menghalangi jejak terangnya, entah dengan mata yang sakit karena melihat sinar yang terang. karena memang begitu, mata yang terlampau sering berada dalam kegelapan akan merasakan rasa sakit terhadap sinar terang kebenaran yang menyinari setiap jalan hidup dan cinta dalam agama ini, dari Allah, disampaikan oleh para Nabi, dan dijaga oleh para Imam suci. Allahu a`lam bissshowab, semoga bisa menjawab, bila banyak kekurangan, itu hanya karena kapasitas diriku yang hina dan terbatas ini, mohon maafnya atas hal itu.
    =======================

    semoga cukup menjadi jawaban 😀

  6. ZION HAREFA
    ^_^ TEORI ANDA NGAWUR, HANYA DUGAAN DAN DUGAAN MEMUTAR2 PERKATAAN.
    PANDANGAN SESEORANG , IMAJINASI SESEORANG, TIAP2 ORANG ITU BERBEDA2 DAN TERBATAS, HANYA KALIMAT2 ALLAH YANG MAMPU MENYATUKAN FIKIRAN2 MANUSIA YANG SERBA TERBATAS, KARENA KALIMAT ALLAH ITU FAKTA DAN SELALU TERBUKTI DAN TERUJI KEBENARANNYA MELEWATI MASA KE MASA,
    DAN SUDAH TERBUKTI LEWAT SEJARAH2, JAUH SEBELUM ILMUAN2 MENGUNGKAPKAN TEORI, HAL2 FAKTA TELAH TERCANTUM DALAM AL-QURAN,
    JADI SIAPA SEKARANG YANG APATIS TERHADAP SEJARAH? QURAN YANG MENGUNGKAP FAKTA?
    ATAUKAH UNGKAPAN2 ANDA YANG MENGADA2

  7. thanks mbak mira atas komen dan respon nya….
    Semoga Allah Melindungi Anda.
    😀

  8. jalan-jalan cari ilmu dan semoga menambah wawasan..

  9. aamiin… semoga manfaat…

  10. ZION HAREFA…. anda itu kalau sy analisa termasuk mahluk Tuhan (Allah SWT) yg hatinya penuh kedengkian, tidak memiliki kejujuran pandangan terhadap hukum LOGIKA apalagi terhadap kenyataan fakta sejarah yg membenarkan AJARAN ISLAM sehingga menjadikan intelegensi anda menjadi dibawah rata2 manusia pd umumnya.

Sorry, the comment form is closed at this time.